Kamis, 28 Juni 2012

Kendaraan Mistis yang Bikin Heboh di Indonesia

1. Bis
Khususnya Bis Kuning UI, konon pernah ada seorang wanita yang pada malam hari menyetop bikun (bis kuning), kemudian dia naik ternyata tidak ada penumpang lain di dalam. Tak lama setelah bis melaju, ada motor dengan pengendara boncengan di belakangnya. Setelah melihat ke arah si wanita, pengendara motor terjatuh. Menurut kesaksian pengendara motor, mereka melihat wanita itu bukan naik bis kuning, tetapi digendong kuntilanak.

kendaraanhoror2 


2. Kereta Hantu
Ada beberapa versi kereta hantu, mulai dari luar negeri sampai dalam negeri. Yang paling terkenal akhir-akhir ini sih kereta hantu Manggarai. Konon ada petugas stasiun yang melihat kereta ini melintas padahal tidak ada jam keberangkatan kereta. Setelah dilihat kereta itu bermuatan makhluk halus, terlihat tidak ada masinisnya.

kendaraanhoror1 


3. Ambulan
Ambulans sejatinya digunakan untuk mengangkut orang sakit, tak jarang pula digunakan untuk membawa orang yang sudah meninggal. Konon di Bandung ada ambulans yang sering melaju sendiri pada malam hari karena di dalamnya ada arwah penasaran.

kendaraanhoror3 


4. Angkot
Ada kabar beredar antarmahasiswa ITB, ada angkot yang menghantui dan menjadi sumber ketakutan beberapa mahasiswa. Pada trayek angkot jurusan Cisitu-Tegalega, disebut-sebut ada angkot pocong. Kisahnya berawal dari pada suatu malam yang larut, seorang mahasiswa bersama temannya pulang dari kampus menuju tempat tinggalnya yaitu di daerah Cisitu. Sedangkan angkot Cisitu-Tegalega hanya beroperasi sampai jam 9 malam. Namun mahasiswa tadi melihat angkot Cisitu-Tegalega dan menaikinya, tetapi temannya enggan naik dan wajahnya kelihatan pucat.

Keesokan harinya mahasiswa yang naik angkot bertanya pada temannya: “Kamu kemarin pulangnya gimana?”
Temannya menjawab: ”Kamu bukannya ikut.”
Lalu dia menanggapi :”Semalam saya ngeliat kamu digendong pocong.”

Kalau di daerah kalian gimana? Ada juga nggak kendaraan berhantu yang sempat bikin heboh?


Sumber


Sumber: http://zamrudhijau.blogspot.com/2012/05/kendaraan-mistis-yang-bikin-heboh-di.html#ixzz1zAB7K5md

Cerita Mistis di Balik Meletusnya Gunung Merapi


Letusan Merapi yang baru saja terjadi bulan Nopember lalu benar-benar mengejutkan tanah air. Hal yang paling mengejutkan adalah arah semburan awan panas Merapi yang tidak lagi bisa diprediksi arahnya. Bahkan para ahli terpaksa memperluas daerah bahaya merapa hingga radius 20 km jauhnya. Lepas dari penjelasan ilmiah, banyak cerita mistis di balik meletusnya gunung Merapi kali ini.
Apa sajakah cerita mistis tersebut? Beragam cerita mistis memang selalu melingkupi gunung Merapi, salah satu cerita termutahir adalah cerita tentang Petruk Gunung Merapi. Menurut pengamatan beberapa orang, awan panas yang keluar dan membubung tinggi di atas merapi membentuk penampakan Petruk. Sekedar informasi, Petruk adalah salah satu tokoh punakawan, yang merupakan anak angkat dari Begawan Ismaya atau Semar.
Dalam mitologi Jawa, penampakan Petruk identik dengan bencana dahsyat. Oleh sebab itu, interpretasi penampakan Petruk Gunung Merapi (oleh beberapa orang) beberapa waktu yang lalu dimaknai sebagai awal pertanda nyata murkanya penunggu Merapi terhadap manusia. Kemurkaan itu akan ditandai dengan letusan yang lebih dahsyat. Pendapat itu seolah diperkuat dengan munculnya beragamramalan tentang Merapi, termasuk ramalan tentang amukan susulan Merapi yang akan sangat dahsyat dan meluluh lantakkan daerah Jogja dan sekitarnya.
Untungnya, bencana letusan Merapi tidak menjadi-jadi seperti perkiraan banyak orang. Saat ini, daerah radius bahaya Merapi sudah diturunkan menjadi 2,5 km dari puncak. Satu-satunya bahaya yang masih mengancam adalah banjir lahar dingin yang memenuhi sungai-sungai di sekitar Merapi. Kali Code yang merupakan kepanjangan dari Kali Boyong juga penuh dan meluap tak sanggup menahan aliran lahar dingin dari Merapi.
Berbicara mengenai mitos mistis Merapi, tentu tidak hanya fenomena kemunculan Petruk Gunung Merapi saja. Beberapa masyarakat setempat, khususnya tetangga mendiang Mbah Maridjan pernah mengalami banyak hal. Salah satu tetangga dekat Mbah Maridjan bahkan sempat memberikan kesaksian tentang hal yang dianggap mitos Merapi tersebut. Sebagai orang yang tinggal bersebelahan dengan Mbah Maridjan, selamat dari hantaman awan panas tentu merupakan sebuah mukjizat.
Tetangga mbah Maridjan tersebut menuturkan bahwa saat itu, dia dan keluarganya hanya mencoba menutupi diri dengan bantal dan kasur. Saat itu, mereka baru saja selesai sholat maghrib. Alhasil, sajadah dan mukena pun digunakan guna mencoba melindungi diri. Secara logika, kain setebal mukena tentu tidak akan kuat menahan awan panas dengan suhu mencapai 600 derajat Celcius.
Secara ajaib, orang tersebut selamat. Setelah awan panas lewat, dia dan keluarganya memberanikan diri untuk keluar rumah. Bantal yang dipunyai terpaksa digunakan menjadi alas kaki karena tanah yang akan dilalui masih terasa sangat panas. Pada saat itu, sebuah fenomena mistis terjadi. Mereka sekeluarga melihat sesosok orang dibalut jubah api, menunjuk ke arah selatan dengan wajah sangat marah serta mengatakan akan menghancurkan kraton. Tak berapa lama, sosok tersebut kemudian menghilang.
Fenomena ini menguatkan mitos Merapi bahwa gunung ini memiliki keterkaitan khusus dalam trisula Laut Kidul (laut selatan) dengan Nyi loro kidul, Kraton Jogja dengan Sultan dan Gunung Merapi sendiri. Kesaksian tersebut tak urung menyiratkan banyak pertanyaan tentang hubungan Kraton dengan Merapi sendiri. Satu hal yang pasti, semarah apapun penunggu Merapi, saat ini kemarahannya sudah mereda. Gunung ini akan tetap aktif, termasuk jika ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan modern. Tentu, pengetahuan modern tidak akan mampu menjelaskan fenomena mistis dari beragam mitos gunung Merapi.

ALAMAT BENGKEL FIBER & MODIFIKASI SE-INDONESIA


JATAYU MOTORSPORT
Jl. Tubagus Angke, Komplek Taman Harapan Inah Blok A/29 Jakarta Barat
Telp. (021) 56960025 HP. 0811839391
LAKSA MOTOR
Jl. Karet Pedurenan no.100 Jakarta Selatan
Telp. (021) 5254385 HP. 08128705638

JATENG – JOGJA———————————————————————-
WIN’S PADDOCK
JL. SUNAN AMPEL NO 9 PABUARAN PURWOKERTO
53124
TELP. 081548886755
ALLAN FILLY MODIFIKASI
Jl. Parang Tritis Km 2,5 Krapyak Wetan no.275 Jogja
Telp. (0274)371679-7401269
HP. 0818464531
ALV MOTOR
Jl. Basuki Rahmat 48 Jajar-Solo
Telp. (0271) 710842
CUSTOM WORLD
Jl. Situmpur 79 (Belakang supermarket Moro) Purwokerto
Telp. (0281) 636796 HP. 08161985735
DAMAR MODIFIKASI
Jl. Kol. Sutarto 165 Solo (depan kolam renang Tirtomoyo) Solo
Telp. (0271) 648167 HP. 08156754555
ENDY SAKTI MODIFICATION
Jl. By Pass No. 20 Klaten Telp. (0272) 327513
HENGKY MODIFICATION
Jl. Veteran 12 Jogja
Telp. (0274) 385702-7412448
KING MOTOR
Jl. Sudirman Barat 141 Purwokerto atau HP : 08122712488
MMB
Jl. Jatiwinagun 54 Purwokerto atau Telp : (0281) 631742
MUGI ELING
Evolution Young Street Custom
Jl. Pemuda 709 Purwokerto HP. 08562630281.
NUGROHO MOTOR
Jl. Yos Sudarso no 269 Solo
0271-6305530
TJ MODIFIED
Jl. Ganesha 1 no. 1 Kudus
(depan pasar Jember)
TOPEX CUSTOM MODIFIED
JL. Langgar Dalem 193 RT. 03/I Kudus
Tlp : 081325775271
PENG’AN MODIFICATION
Jl. Gorongan 267 Ring Road Utara Jogja (Sebelah barat UPN) Jogja
HP. 08122700641
YOUNG STREET CUSTOM
Jl. Pemuda 709 Purwokerto HP : 08121592854.
X-K BIKE DESIGN
Jl. Pasir Muncang (Belakang SD) Purwokerto atau Telp : (0281) 621811 atau HP : 0816692964.
JATIM & LUAR JAWA—————————————————————-
ANDI REST-PROBOLINGGO
 Andi Rest Modification Jl.Brantas 163 Probolinggo Telp: 081358224478
WEST CUSTOM MODIFIED
Jl. Rasamala, Baratan Jember
telp: 0331429416/081336324545
M.A.M ( Motorcycle Art Modification )
Mojokerto – Jawa Timur
Sasap-modongan, Sambiroto/ Jl. Raung Raya no 10 Perum Wates Mojokerto (SUGIK) 08121751800/03215188886 email ; mam.modif@ymail.com
YURI, FIBERGLAS ART DESIGN
perum. griyo wage asri ii ac-28 waru-sidoarjo
031-71936090/08155206001
ALEX SPORT RACING
Jl. Putro Agung Kulon 116 E-F/ 031 Surabaya
(3735720/0812352837)
HARRIES FIBERGLAS MOTOR
Jl. Hayam Wuruk
Sempusari Jember
(0331) 489794/ 081559519101
BENGKEL FIBERGLAS IWANSYAH/Iwansyah
Tembokrejo (depan SMP 8) Pasuruan
HAMMAN MOTOR CUSTOM
Jl. Irian Jaya no 1 Pasuruan Jawa Timur
Telp 0818313836
GONDRONG YOGA ANTI MODIFIED
Jl. Pattimura no 4 Plumbon Pandaan
Jl. Jetak km 3 Pandaan
Telp 081 331405807 – 08133410854
KAM TECHNIK/ SUKAMTO
JL. Asem payung 21 surabaya
031-5928621/ helmi 08123173966
ROEP FIBER WORK
Jl. Raya Dadap Rejo 24 Batu
By Purwanto (0341)465543 – 7674290
SUKEN FIBERGLAS/ PONCO SUKENDRO
Jl. Tenggulunan no 9 Sidoarjo
031-8954344/ 08121654433
THE AUTO/ DJUANG TEDJA
Jl. Mulyorejo Utara 189-191 Surabaya
031-3897240/70917608
IPOEL (IMS RACING)/ Andi Syaiful S.
Jl. Masjid Marconi Rt22 no 83A Tarakan
30628/HP (0551) 5506408
TAYUNG RACING
Jl. Dr. Sutomo 5 Tarakan 0551-31565
081545325988
AGUS SOLIKIN ( KAMPRET )
Perum Nuansa Utama Permai Taman Griya Jimbaran Bali. 085237044166
2MB (MODIFIKASI MOTOR BALIKPAPAN )
Jl. MT. Haryono (Al Makmur) rt 40 No. 27 Balikpapan 76114
HP. 081319227849


Yogyakarta yang juga disebut dengan Jogja kaya akan apa saja. Ada toko-toko yang menjual beraneka ragam baju, sepatu, barang antik, dan lain-lain. Serta juga berbagai referensi menarik seputar otomotif yang siap menampung semua keluhan motor anda. Apalagi bagi anda yang ingin sekali modifikasi motor.

Karena saya akhir-akhir ini kembali melirik motor, dan ingin sekali menggarapnya. Maka dari itu saya juga ingin memberikan kepada anda kumpulan informasi bengkel modifikasi motor di Yogyakarta sehingga anda yang lokasi rumahnya berdekatan dengan Jogja, bisa mengunjungi tempat-tempat ini.
Nah, ada berbagai referensi tempat modifikasi untuk motor anda seperti engine atau mesin, cat, body repair dan lain sebagainya yang memang bisa anda tengok dan kunjungi di Jogja. Berikut selengkapnya mengenai kumpulan bengkel modifikasi motor Jogja lengkap.
Engine
1. Inayah Motor
Jln pugeran barat no.22 yogyakarta.. Telp 0274-418128
2. Doni Tata Tune-UP
di daerah plemburan (alamat detail kurang informasi)
Cat
1. Potlot Cat Motor
Jl. Parang Tritis bantuL
2. Robert cat Motor
cat oven, cat duco, body repair untuk motor
Jalan Ngampilan NG I/46 Yogyakarta (0274) 518113
085228019945
Daftar Bengkel Khusus Modifikasi Motor Jogja
KELAS LOW END
1. Rizky Motor Jl. Nologaten 1/95 Jogja (085643369110)
2. Londo RDB Jl. Wonosari Km.12,5 No.19 Payak Tengah Jogja
3. Kraxid Paint Panggung Harjo, Sewon Bantul (085643562345)
4. Thonk Design Jl. DI. Panjaitan 120 Jogja (08564348668)
KELAS MID END
1. N_Only Jl. Mojo No.10 Baciro Jogja (08122731733)
2. Jhony Custom Jl.Janti 88A Jogja (081392207040)
3. Rexindo Jl. Wachid Hasyim 212 Dabag, Concat Jogja (081802620444)
4. Kadek Custom (085868168805)
5. Nuwung Custom Jl. Kaliurang Km. 12 Jogja (0817461968)
KELAS HIGH END
1. Allan Filly Modif. Jl. Paris Km.3,5 Krapyak Jogja (0818464531)
2. Ping An Motor Sport Modif. Jl. Ring Road Utara sblh barat UPN Jogja. (081392965772)
3 SS 1 Jogja Jl. Menteri Supeno 60 Jogja. (0274-388907)

Hasil dari Pewarnaan Foto Hitam Putih Klasik Bersejarah


Seniman Swedia Sanna Dullaway telah mengambil sejumlah foto klasik hitam putih bersejarah yang sangat populer dan membuatnya lebih hidup dengan mengkomposisikan warna alami. Dullaway melakukannya untuk mempromosikan bisnisnya sebagai seorang ahli restorasi / pemulihan foto.

Hasil foto yang menarik ini telah menarik perhatian media selama beberapa bulan terakhir dan menyebabkan banyak perdebatan.



"Pewarnaan yang SALAH", teriak salah satu komentator di Huffington Post. "Ini bisa menciptakan kebohongan dengan memberlakukan interpretasi artistik pada gambar bersejarah. Seniman yang melakukan pewarnaan tidak ada di saat foto diambil jadi karena itu dia tidak bisa tahu apa warna aslinya, nuansa, dan kehalusan adalah "olok-olok lainnya bilang," Lincoln mengenakan mantel biru dengan rompi coklat.? Dan siapa yang merias Lincoln kala itu? seorang petugas pemakaman? "



Meski begitu banyak komentar pro dan kontra, foto asli dari momen bersejarah itu masih utuh dan tidak disentuh, jadi tidak seharusnya membuat orang marah.
Dan ini bukan pertama kali terjadi, foto hitam putih diberi warnaManipulasi foto danparodi foto terkenal sudah jutaan kali lahir di internet. Dan selama foto atau dokumen asli tidak hancur atau tidak berubah dalam proses ini, orang-orangseharusnya berhenti mengecam dan mengkritik hal - hal sepele.

  

terselubung.blogspot.com

Tari Tor-tor Asli Batak (INDONESIA) Diklaim Malaysia


Pemerintah Malaysia kembali mengklaim warisan budaya Indonesia sebagai miliknya.

Kali ini Tari Tor-tor dan alat musik Gondang Sambilan (Sembilan Gendang) dari Mandailing, Sumatera Utara, yang diklaim sebagai salah satu warisan budaya negara tersebut.

Kantor berita Bernama di Malaysia menyebutkan, Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Datuk Seri Rais Yatim berencana mendaftarkan kedua budaya masyarakat Sumatera Utara itu dalam Seksyen 67 Akta Warisan Kebangsaan 2005.
"Tetapi (pengiktirafan ini) dengan syarat, pertunjukan berkala mesti ditunjukkan, bermakna tarian mestilah ditunjukkan, paluan gendang dipelbagaikan dalam pertunjukan di khalayak ramai," kata Rais dalam acara peresmian Perhimpunan Anak-Anak Mandailing di Kuala Lumpur sebagaimana diberitakan situs Bernama, Kamis (14/6/2012).

Dalam situs itu disebutkan pula bahwa rencana itu penting dilakukan untuk memperjuangkan seni dan budaya masyarakat Mandailing. Upaya ini juga bertujuan membuka wawasan warga di negara tersebut tentang asal usul mereka.

Masyarakat Sumatera Utara, Indonesia, mengenal Tari Tor-tor sebagai salah satu bagian dalam upacara-upacara adat untuk menghormati para leluhur. Adapun Mandailing merupakan salah satu suku di Sumatera Utara. 



sumber

 http://menujuhijau.blogspot.com/2012/06/tari-tor-tor-asli-batak-indonesia.html#ixzz1z6GYhrdl

Alasan Malaysia Mengklaim Tarian Tor-Tor Indonesia



Malaysia Mengklaim Tarian Tor-Tor Indonesia
Malaysia kembali mengklaim seni dan budaya Indonesia. Kali ini Tarian Tor-tor dan Paluan Gordang Sembilan masyarakat Mandailing, Sumatera Utara diklaim sebagai salah satu warisan budaya negara Malaysia.
Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Ratis Yatim dalam wawancara di  situs bernama.com menyatakan tarian tersebut merupakan salah satu cabang warisan budaya Malaysia. Ia juga akan mendaftarkan tarian tersebut ke dalam daftar warisan budaya kebangsaan Malaysia.
Menurut Rais dalam situs bernama.com, apa yang diperjuangkan masyarakat Mandailing dalam seni dan budaya sangat penting dan sehingga dapat diketahui asal usul mereka yang menunjukan perpaduan dengan masyarakat lain.
Klaim seni dan budaya Indonesia atas Malaysia bukan sekali ini saja dilakukan Malaysia. Sebelumnya Malaysia juga pernah mengklaim lagu Rasa Sanyange, Reog Ponorogo dan Angklung sebagai warisan budaya Malaysia
Sosiolog dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Musni Umar, mengatakan Malaysia sebaiknya berkomunikasi dengan Indonesia sebelum memasukkan Tarian Tor Tor dan alat musik Gondang Sambilan (Sembilan Gendang Besar), dalam Undang-Undang Warisan Nasional-nya.
Hal itu untuk menghindari salah paham antara Malaysia dan Indonesia.
“Masalah ini sangat kompleks, karena sejarahnya masyarakat Melayu ada di Malaysia dan Indonesia yang satu rumpun. Budayanya sudah tercampur baur,” ujar Musni, yang merupakan anggota dari Kumpulan Tokoh Terkemuka atau Eminent Persons Group Indonesia-Malaysia, ketika dihubungi, Minggu (17/6).
Musni mengatakan komunikasi dengan Indonesia menjadi perlu untuk menghindari isu ini dapat menimbulkan lagi protes dan antipati terhadap Malaysia terutama di kalangan muda Indonesia.
Sebelum mendaftarkan dua jenis budaya Mandailing itu dalam daftar warisan nasionalnya, Musni mengatakan diperjelas dulu bagaimana posisi Indonesia terkait Tari Tor Tor dan Gondang Sambilan.
“Jangan sampai hal itu disalahartikan sebagai upaya mengklaim budaya Indonesia. Kita tidak ingin isu ini menjadi bola liar yang bisa dieksploitasi pihak-pihak tertentu di Indonesia yang bisa mempengaruhi hubungan Indonesia dan Malaysia,” ujar Musni.
Mandailing adalah salah satu etnis masyarakat yang ada di Sumatra Utara. Menurut situs webMandailing.org, terjadi perantauan besar-besaran oleh masyarakat Mandailing ke pesisir barat Malaysia pada beberapa dekade pertama abad ke 19 akibat Perang Paderi.
Hingga kini keturunan orang-orang Mandailing masih banyak berada di wilayah negara bagian Negeri Sembilan, Perak, Pahang, dan Selangor di Malaysia.
Kantor berita Malaysia, Bernama, memberitakan pada Jumat bahwa Menteri Budaya, Komunikasi dan Informasi Malaysia, Datuk Seri Rais Yatim, mengatakan Tari Tor Tor dan Gondang Sembilan akan diakui dalam Undang-Undang Warisan Nasional 2005.
Hal itu dikatakan Rais ketika meresmikan peluncuran Komunitas Mandailing di Kuala Lumpur dan mengatakan siap mempromosikan seni dan budaya Mandailing.
Pasalnya, itu hal penting karena dapat memamerkan asal muasalnya, selain juga mengembangkan persatuan dengan komunitas-komunitas lain dan sejalan dengan konsep 1 Malaysia.

sumber
http://menujuhijau.blogspot.com/2012/06/alasan-malaysia-mengklaim-tarian-tor.html#ixzz1z6GGoaNA

Sebelum Lahirnya Hari Film Nasional


 Hari Film Nasional diperingati oleh insan perfilman Indonesia setiap tanggal 30 Maret. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya Film Nasional karena pada 30 Maret 1950 adalah hari pertama pengambilan gambar film “Darah & Do’a” atau “Long March of Siliwangi” yang disutradarai oleh Usmar Ismail. Alasan disakralkannya film “Darah & Do’a” karena film ini dinilai sebagai film lokal pertama yang bercirikan indonesia. Selain itu inilah film pertama yang benar-benar disutradarai oleh orang Indonesia asli dan juga dilahirkan dari perusahaan film milik orang Indonesia asli. Perusahaan ini bernama Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) Usmar Ismail juga pendirinya.
     Film Nasional telah disepakati lahir pada tanggal 30 Maret 1950, namun sebenarnya sejarah pembuatan film cerita di Indonesia yang dulunya bernama Hindia Belanda, sudah dimulai pada tahun 1926. Bahkan sampai tahun 1942 industri film lokal sudah cukup berkembang, meskipun masih kalah bersaing dengan film-film asing terutama dari Amerika. Pada masa itu para pemilik perusahaan-perusahan film lokal adalah orang-orang Cina & Belanda. Judul film cerita yang pertama kali dibuat di negeri ini adalah: “Loetoeng Kasaroeng” yang masih berupa film bisu. Pemain-pemainya adalah orang-orang pribumi, pembuatnya adalah dua orang Belanda: G. Krugers & L. Heuveldorf. Ketika film ini dibuat penduduk di kota-kota besar seperti Batavia, Bandung, Surabaya dll sudah tidak asing lagi dengan pemutaran film yang dulu dikenal dengan sebutan “Gambar Idoep”. Mereka sudah biasa melihat film-film cerita yang berasal dari Amerika, Cina dan Belanda. Penduduk Hindia Belanda khususnya warga Batavia untuk pertama kalinya bisa menyaksikan film di penghujung tahun 1900.
Awal Pertunjukan Film
     Pada 1895 Lumiere bersaudara (August & Louis) untuk pertama kalinya memutar film di kota Paris tepatnya di grand Cafe dengan cara memungut bayaran dari penonton, seperti halnya sistem pada bioskop saat ini. Sebelumnya mereka telah menemukan alat perekam gambarbergerak (kamera) dan berhasil memperoyeksikannnya kembali, sehingga bisa disaksikan orang banyak. Film-film yang ditampilkan adalah rekaman kehidupan sehari-hari warga kota Paris seperti buruh-buruh yang keluar dari pabrik dan seorang ibu yang sedang memberi makan bayinya. Yang paling membuat kegaduhan adalah rekaman gambar kereta yang berjalan ke arah layar. Ketika kereta semakin “mendekati” layar, penonton pun dibuat panik, mereka merasa kalau kereta tersebut akan menabraknya.
     Film akhirnya semakin berkembang khusunya di Eropa termasuk Belanda. Kemudian film mulai di eksport ke koloni-koloni bangsa Eropa. Tentunya Belanda mengirimnya ke Hindia Belanda.

Gambar Idoep tiba di Betawi
     Tanggal 5 Desember 1900 warga Betawi utuk pertama kalinya dapat melihat “gambar-gambar idoep” atau Pertunjukan Film. Pertunjukan ini berlangsung di Tanah Abang, Kebonjae. Film pertama yang ditampilkan adalah sebuah dokumenter yang terjadi di Eropa & Afrika Selatan, juga diperlihatkan gambar Sri Baginda Maha Ratu Belanda bersama Yang Mulia Hertog Hendrig memasuki kota Den Haag.
     Bioskop yang terkenal saat itu antara lain adalah dua bioskop Rialto di Tanah Abang (kini bioskop Surya) dan Senen (kini menjadi gedung Wayang Orang Baratha) serta Orion di Glodok. Saat itu bioskop dibagi-bagi berdasarkan ras, bioskop untuk orang-orang eropa hanya memutar film dari kalangan mereka sementarabioskop untuk pribumi & tionghoa selain memutar film import juga memutar film produksi lokal. Kelas pribumi mendapat sebutan kelas kambing, konon hal ini disebabkan karena mereka sangat berisik seperti kambing.

Film Cerita Lokal Pertama
     Film cerita lokal pertama berjudul “Loetoeng Kasaroeng” (1926) diambil dari cerita legenda yang berasal dari Jawa Barat. Pembuatannya dilakukan di Bandung, oleh Perusahan Film: Java Film Company yang dipimpin oleh G.Krugers dari Bandung dan L. Heuveldorf dari Batavia. Heuveldorf adalah seorang Belanda totok yang disebutkan sudah berpengalaman di bidang penyutradaraan di Amerika. Krugers adalah seorang Indo-Belanda asal Bandung, ia adalah adik menantu dari Busse seorang raja bioskop di Bandung. Penyutradaraan Film ini dilakukan oleh Heuveldorf, sementara pemainnya adalah anak2 dari bupati Bandung Wiranata Kusuma II. Hasilnya tergolong sukses, diputar selama satu minggu di Bandung, antara 31 Desember 1926-6 Januari 1927. Kemudian Java Film Co. membuat film kedua: “Euis Atjih”, perekamannya kembali dilakukan di Bandung. Tidak seperti “Loetoeng kasaroeng” yang merupakan cerita legenda, “Euis Atjih” adalah kisah drama modern. Hasilnya juga tergolang sukses.
     Setelah orang Belanda memproduksi film lokal, berikutnya datang Wong bersaudara, yang hijrah dari industri film Shanghai. Awalnya hanya Nelson Wong yang datang, ia menyutradarai “Lily van Java” (1928) pada perusahaan South Sea Film Co. Kemudian kedua adiknya Joshua & Otniel Wong menyusul dan mendirikan perusahaan Halimoen Film.

Film Bicara
     Pada akhir tahun 1929 diputar di sini film-film bersuara yaitu “Fox Follies” dan “Rainbouw Man” yang merupakan film bicara pertama yang disajikan di Indonesia. Perkembangan pemutaran film bicara agak lambat. Sampai tengah tahun 1930, baru sebagian kecil saja bioskop yang sanggup memasang proyektor film bicara.
     Masuknya film bicara sebetulnya menguntungkan kedudukan film buatan dalam negeri. Karena penonton kalangan bawah semakin kurang faham menyaksikan film asing. Sebab informasi yang semula hanya disampaikan dalam bentuk aksi, kini banyak diganti dengan dialog, yang bahasanya tidak dipahami mereka. Sejak 1931 pembuat film lokal mulai membuat film bicara. Percobaan pertama yang antara lain dilakukan oleh The Teng Chun dalam film perdananya: “Bunga Roos dari Tjikembang” (1931) hasilnya amat buruk. Film bicara pertama yang dibuat Halimoen Film adalah Indonesie Malaise (1931). Sampai 1934 usaha pembuatan film bicara oleh perusahaan film lokal belum mendapatkan sambutan yang sangat antusia dari penontonnya sendiri.

Film c
erita lokal pertama yang “Meledak”
     Nama Albert Balink tercatat sebagai orang pertama yang memproduksi film lokal yang sangat laris, judulnya “Terang Boelan”. Albert Balink adalah seorang wartawan Belanda yang tidak pernah terjun ke dunia film dan hanya mempelajari film lewat bacaan-bacaan.
Pada tahun 1934 Balink mengajak Wong Bersaudara untuk membuat film “Pareh”. Untuk mendampinginya didatangkan dari negeri Belanda tokoh film Dokumenter Manus Franken. Mungkin karena Franken berlatar belakang dokumenter maka banyak adegan dari film “Pareh” yang menampilkan keindahan alam Hindia Belanda. Film seperti ini rupanya tidak mempunyai daya tarik buat penonton film lokal karena sehari-harinya mereka sudah sering melihat gambar-gambar tersebut. Kemudian Balink membuat perusahaan film “ANIF” (Gedung perusahaan film ANIF kini menjadi gedung PFN, terletak di kawasan Jatinegara) dengan dibantu oleh Wong bersaudara dan seorang wartawan pribumi yang bernama Saeroen, mereka membuat film “Terang Boelan” (1934). Hasilnya: inilah Film cerita lokal pertama yang mendapat sambutan yang luas dari kalangan penonton kelas bawah.

     Film tersebut dibintangi oleh Miss. Roekiah & R.d Mochtar dimanaberkat film “Terang Boelan” ini nama mereka jadi ikut melambung. Ketika namanya naik Miss. Roekiah sudah berkeluarga, ia bersuamikan Kartolo (pemain film juga) dan anak mereka kelak menjadi pemain film terkenal yaitu Rachmat Kartolo. Cerita film “TB” sendiri sebenarnya sangat mirip dengan film buatan Amerika yang berlatar kepulauan Hawai. Pada film “Terang Boelan” kostum penduduk pulau SAWOBA (pulau fiktif , SWOBA adalah singkatan dari: SAeroen, WOng & BAlink) mirip dengan kostum penduduk kepulauan Hawai yang bisa diliat pada film-film Amerika, jadi bisa dipastikan bahwa film “TB” adalah hasil adaptasi. Kesuksesan TB di pasar menyebabkan pembuat film lain jadi ikut tergiur, maka film-film selanjutnya banyak yang menggunakan resep “TB”.

Film di bawah Pendudukan Jepang & Masa Revolusi
     Pada 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang. Dalam bidang film yang pertama-tama dilakukan Jepang adalah menutup semua perusahaan film yang ada, termasuk 2 perusahaan film milik orang Cina yang produktif. JIF dan TAN’s FILM. Peralatan studio-studio tersebut disita untuk dimanfaatkan pada pembikinan film berita & penerangan. Dengan di tutupnya studio film tersebut maka para pengusahanya yang keturunan Cina beralih ke bisnis lain. Para pemainnya pun yang sebelumnya bergelut di panggung sandiwara kembali ke bidang tersebut. Pemerintah Jepang memang amat menggalakan media panggung sandiwara sebagai alat propaganda. Pada masa ini film cerita diproduksi dibawah pengawasan ketat pemerintah Jepang semua film harus sejalan dengan keinginan pihak Jepang.
     Setelah Jepang menyerah terhadap sekutu maka di Indonesia terjadi kekosongan pemerintahan, proklamasi kemerdekaan pun dikumandangkan, namun pihak Belanda tidak mengakuinya & terjadilah perang sampai 1949. Pada masa revolusi kemerdekaan ini seorang pemuda yang bernama Usmar Ismail (kelak akan menjadi tokoh penting Perfilman Nasional) ikut dalam peperangan ia kemudian ditawan pihak Belanda. Setelah diketahui latar belakangya oleh pihak Belanda maka ia dipekerjakan pada perusahaan film Belanda sebagai asisten sutradara. Pada perusahaan film tersebut ia sempat menyutradarai film “tjitra”.

Hubungan Perfilman Lokal & Pergerakan Nasional pada zaman kolonial
     Film lokal, terutama pada masa Hindia Belanda dan awal berdirinya Republik ini, ditujukan untuk masyarakat kelas bawah, sementara kaum pergerakan Nasional adalah orang-orang terpelajar yang berasal dari kalangan atas. Sepertinya mereka hidup di dalam dunia yang berbeda. Dimata kaum terpelajar film lokal dinilai tidak bermutu, baik dari segi teknis pembuatan maupun cerita. Namun bukan berarti tidak ada persentuhan sama sekali antara dua dunia ini. Beberapa orang film juga ada yang sepaham dengan pikiran2 kaum pergerakan nasional ini. Seperti Saeroen (“sutradara” film “Terang Boelan”) yang dulunya adalah seorang wartawan pernah menulis di koran “Pemandangan” dengan nama samaran Kampret. Dia menuliskan suatu kali ia memimpikan berdirinya negara “Republik Indonesia Serikat” dengan Perdana Menteri: M.H Thamrin, Menteri Pekerjaan Umum: Abikusno Tjokrosujoso, Menteri Pengajaran: Ki Hajar Dewantoro, Menteri Penerangan: Parada Haraha. Akibatnya koran “Pemandangan” dibreidel Pemerintah Belanda.
     Kemudian ada seorang terpelajar yang bernama A.K Gani yang bermain dalam film “Asmara Moerni”, namun akibat dari perbuatan A.K Gani ini, ia dikecam oleh kalangan terpelajar/ pergerakan nasional lainnya. Setelah penampilannya di film tersebut A.K Gani tidak pernah muncul lagi di dunia perfilman.

“Lahirnya” Film Nasional
     Usmar Ismail yang sempat bekerja untuk perusahaan film Belanda akhirnya keluar dari perusahaan tersebut karena ketidak-cocokannya dengan sistem yang diterapkan. Ia pun mendirikan perusahaan film sendiri yang bernama Perfini (Perusahaan Film Indonesia). Produksi pertama film ini adalah “Darah & Do’a” atau “The Long March of Siliwangi” yang perekamannya dimulai pada 30 Maret 1950. Film ini mengisahkan tentang perjalanan jauh serombongan tentara bersama para pengungsi, di dalamnya terjadi saling tertarik hati antar komando tentara dengan salah satu pengungsi wanita Indo-Belanda, wanita dari kalangan musuh yang sedang diperangi, ceritanya digarap oleh Sitor Situmorang. Oleh Usmar Ismail dijelmakan dengan menggunakan pemain baru sama sekali, tidak menggunakan pemain profesional, rupanya ia anti “Star System”. 12 tahun sesudah produksi film “Darah & Do’a” tepatnya pada 11 oktober 1962 konferensi kerja Dewan Film Nasional dengan organisasi perfilman menetapkan hari shooting pertama film tersebut yaitu 30 Maret 1950 sebagai Hari Film Indonesia.
     Ketetapan tersebut sempat mendapat perlawanan dari golongan kiri yang sangat agresif dalam menghadapi pihak yang dianggap sebagai lawan-lawannya. Pada 1964 golongan kiri membentuk PAPFIAS (penulis menemukan dua versi arti dari PAPFIAS: yang pertama Panitia Aksi Pemboikotan Film Imperialis Amerika Serikat, yang kedua Panitia Aksi Pengganyangan Film Imperialis Amerika Serikat.) Golongan kiri melakukan serangan-serangan kepada film Usmar Ismail yang dianggap tidak nasionalis atau kontra-revolusioner. PKI dan golongan kiri pun tidak mengakui tanggal 30 Maret 1950 sebagai Hari Film Nasional, tapi menuntut 30 April 1964 yang dijadikan sebagai Hari Film Nasional, saat berdirinya PAPFIAS. Pada 1966 terjadi peristiwa Gestapu, golongan komunis yang dianggap sebagai biang keladi peristiwa ini dihabisi. Artinya wacana penggantian tanggal hari film nasional ikut lenyap dan tanggal 30 Maret 1950 tetap diakui sebagai hari lahirnya Flm Nasional sampai saat ini.



 http://menujuhijau.blogspot.com/2012/03/sebelum-lahirnya-hari-film-nasional.html#ixzz1z6FfMMrl

Malaysia Kembali Berulah,Lagu Rasa Sayange Muncul Di Film Upin dan Ipin




Belum selesai persoalan klaim tari Tor-tor dan alat musik Gondang Sambilang milik etnis Batak, Sumatera Utara, Malaysia kembali berulah. Lagu Rasa Sayange dari Maluku muncul dalam Upin dan Ipin, film serial anak-anak produksi negara jiran itu. 

Senin (25/6) pagi, dinyanyikan dalam film Upin dan Ipin disiarkan oleh saluran internasional Disney. Film itu memang diputar saban hari di Disney pukul 7.00-7.30. 

Dalam film itu, Upin dan Ipin bersama teman-teman sekolah TK menyanyikan lagu Rasa sayange dipandu ibu guru mereka. Lagu itu dinyanyikan dengan riang saat mereka dalam perjalanan ke sebuah hutan buat kemping. 

Bukan kali ini saja Rasa Sayange diklaim oleh Malaysia. Pada Desember 2008, Malaysia juga mengklaim lagu asal Maluku itu, setahun setelah mereka mengklaim Reog Ponorogo. Kemudian, pada 2009, mereka mengklaim Tari Pendet dari Bali. 

Malaysia dan Indonesia kerap bersitegang terkait isu bayas wilayah, klaim budaya, dan tenaga kerja. 



sumber


 http://menujuhijau.blogspot.com/2012/06/malaysia-kembali-berulahlagu-rasa.html#ixzz1z6FBN9CW 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo